KUA Gedongtengen Terima Tamu dari POLDA DIY Bahas Kerja Sama Bimbingan Perkawinan dan Pencegahan Radikalisme
Gedongtengen — Kantor Urusan Agama (KUA) Kemantren Gedongtengen menerima tamu dari Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (POLDA DIY) pada Selasa, 30 Desember 2025, dalam rangka koordinasi dan penjajakan kerja sama program bimbingan perkawinan yang terintegrasi dengan sosialisasi pencegahan bahaya radikalisme.
Kedatangan tamu tersebut disambut oleh pegawai KUA Gedongtengen, Abdul Shomad selaku Pengadministrasi KUA, beserta jajaran pegawai dan penyuluh agama. Dalam pertemuan ini dibahas rencana sinergi antara KUA Gedongtengen dan POLDA DIY untuk memperkuat materi bimbingan perkawinan, khususnya pada aspek penguatan ketahanan keluarga dan pencegahan masuknya paham radikal melalui lingkungan keluarga.
Perwakilan dari POLDA DIY menyampaikan pentingnya peran keluarga sebagai benteng pertama dalam menangkal ideologi radikal. Melalui bimbingan perkawinan, calon pengantin diharapkan memiliki pemahaman yang moderat, toleran, dan berwawasan kebangsaan sehingga mampu membangun keluarga yang harmonis sekaligus berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kepala KUA Gedongtengen menyambut baik inisiatif kerja sama ini dan menyatakan kesiapan KUA untuk bersinergi dalam menyukseskan program tersebut. Menurutnya, bimbingan perkawinan bukan hanya membekali calon pengantin dengan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga, tetapi juga nilai-nilai keagamaan yang rahmatan lil ‘alamin, cinta tanah air, dan menolak segala bentuk kekerasan serta ekstremisme.
Pertemuan ditutup dengan kesepahaman awal untuk menindaklanjuti kerja sama ini dalam bentuk penyusunan materi bersama, penjadwalan sosialisasi, serta keterlibatan narasumber dari POLDA DIY dalam kegiatan bimbingan perkawinan di KUA Gedongtengen ke depan.
Dengan adanya kerja sama ini diharapkan program bimbingan perkawinan semakin komprehensif dan mampu melahirkan keluarga-keluarga yang kuat secara spiritual, sosial, dan kebangsaan serta menjadi garda terdepan dalam pencegahan radikalisme di masyarakat.

0 comments:
Posting Komentar